#ContactForm1 { display: none ! important; }

Wednesday 9 October 2013

[PSY TALK] World Mental Health Day 2013


World Mental Health Day (WMHD) atau Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati setiap tanggal 10 Oktober dalam rangka memberikan pendidikan, kesadaran, juga bantuan hukum terkait kesehatan mental dan emosional. WMHD pertama kali dirayakan pada tahun 1992 atas inisiatif dari World Federation for Mental Health (WFHM), yaitu sebuah organisasi yang mewadahi penyadaran tentang kesehatan mental dengan anggota lebih dari 150 negarra, dan didukung pula oleh World Health Organization (WHO).

LATAR BELAKANG
WMHD dibuat atas dasar bahwa masih sedikit masyarakat di dunia ini yang benar-benar menyadari gangguan mental dan masalah terkait lainnya merupakan masalah yang penting. Setidaknya, dari data WHO tahun 2002, ada 12% dari total populasi di dunia yang menderita sakit mental. Artinya, ada sekitar 1 dari 4 orang di dunia ini yang menderita sakit mental, paling minima mengalami depresi, di setiap harinya. Tidak banyak juga yang menyadari bahwa istilah "sehat" juga mencakup "sehat mental", bukan sekedar "sehat fisik". 

WHO bahkan sudah sejak lama mendefinisikan sehat sebagai sehat fisik, SEHAT MENTAL, dan sehat sosial. Sehat mental sendiri didefinisikan sebagai sehat secara psikologis, di mana seseorang mampu mengenali potensi-potensi yang ia miliki, mampu menghadapi dan dan menyelesaikan stress yang muncul dari kehidupan normal yang dijalani sehari-hari, mampu bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi di lingkungan, komunitas, sekolah, kantor, dan lainnya.

Dengan adanya WMHD, masyarakat di seluruh dunia diajak untuk lebih mengetahui dan meningkatkan kesadaran tentang beragam bentuk kondisi mental yang kita miliki, apa saja jenis gangguan/masalah/sakit mental, dan pada akhirnya dapat membantu diri sendiri dan orang lain saat membutuhkan dukungan dan bantuan untuk menyembuhkan sakit mental yang diderita.

TEMA WMHD
Setiap tahunnya WMHD memiliki tema-tema khusus. Beberapa tema yang pernah diangkat antara lain Mental Health and Chronic Physical Illness (2010), The Great Push: Investing in Mental Health (2011), serta Depression and Globa Crisis (2012). WMHD 2013 kali ini mengangkat tema Mental Health and Older Adults, sementara pada tahun 2014 nanti tema yang diangkat adalah Living with Schizophrenia (gambaran singkat mengenai Schizophrenia dapat dibaca di sini). Info lebih lengkap mengenai detail tema WMHD ini dapat dibaca di website WFHM berikut.


Fokus dari tema WMHD 2013 adalah membahas aspek-aspek positif dari kesehatan mental di masa akhir usia. Biasanya, pada usia di atas 55 tahun, dapat muncu masalah-masalah kesehatan mental yang diderita orangtua dan kakek-nenek kita. Mulai dari perasaan sendiri dan terasingkan, masalah pikun dan tremor, hingga muncul depresi. Tetapi, bukan berarti masalah-masalah tersebut pasti akan dialami oleh mereka yang berusia 55 tahun ke atas. Ada juga yang justru sedang berada di puncak kepuasan hidup, mengalahkan kita yang berada di usia produktif dan rentan mengalami stress karena urusan sekolah, pekerjaan, maupun hubungan dengan orang lain.

Jadi, melalui tema WMHD 2013 ini kita diingatkan untuk bersiap menjalani masa tua yang menyenangkan dan tetap aktif melakukan beragam aktivitas yang juga menyenangkan. Caranya, dengan menjaga kondisi kesehatan mental kita. Lalu, kita juga diingatkan untuk mau melihat dan peka terhadap orang di sekitar kita, seperti orangtua, nenek, kakek, atau siapapun yang sekarang berada di usia akhir, serta memperhatikan apakah mereka menjalani kehidupan masa tua dengan kondisi mental yang sehat atau tidak. Jika tidak, maka harus segera kita bantu.



KESEHATAN MENTAL DI INDONESIA
Di Indonesia, kita cenderung mengganggap "sehat mental" atau "sehat jiwa" sama dengan "tidak gila". Maknanya terkesan dipersempit hanya sebatas "gila" dan "tidak gila". Apesnya, makna "gila" yang dipahami sebagian masyarakat juga terbatas pada "gila hingga berbicara seorang diri", " keluyuran tidak jelas di jalanan", "berbicara sendiri tidak tentu arah pembicaraan", dan teman-temannya.

Tidak sedikit juga yang menjadikan isu kesehatan mental sebagai bahan bercanda dan tertawa. Jika ingat dengan kasus Vickynisasi yang kontroversial, mungkin akan ingat juga dengan Tony Blank, seorang penderita Schizophrenia yang ikut dijadikan bahan tertawa. Salah satunya karena Vicky diangggap "murid" Tony Blank. 

Seperti itulah kira-kira bagaimana isu kesehatan mental di Indonesia ini dianggap dan bagaimana orang membayangkan "sakit mental". Jadi, "sehat mental" berarti sebatas "tidak gila" seperti yang terlihat padaTony Blank. Padahal, isu Schizophrenia hanya salah satu dari sekian banyak gangguan atau masalah mental yang dapat kita alami.

Kesehatan mental mencakup segala aspek, seperti pendidikan, hukum, perlindungan anak dan perempuan, kesehatan, sosial, budaya, politik, bahkan keamanan. 

Anak berusia 4 tahun mengalami pelecehan seksual, kekerasan fisik, dan dihina hingga ia menjadi trauma. Kasus ini mencakup kesehatan mental di ranah klinis anak, perlindungan anak, dan hukum. Jika anak ini nantinya bersekolah, bukan tidak mungkin akan turut pula mempengaruhi  aspek pendidikan dan performa akademiknya. Lebih jauh lagi, di saat ia dewasa dan mulai menjalani hubungan romantis, ia akan mengalami kesulitan dalam menjalankan hubungan tersebut karena dibayangi masa lalu dan akhirnya muncul masalah terkait dengan menjalin hubungan romantis.

Remaja berusia 15 tahun merasa capek hati memikirkan akademik yang makin dirasa sulit, apalagi jika menjelang Ujian Nasional (UN). Ditambah lagi, ada masalah karena ia masih jomblo dan belum pernah pacaran, sementara baginya pacaran itu merupakan hal yang sangat penting. Kita, sebagai orang dewasa, cenderung menganggap bahwa urusan pacaran itu urusan kecil. Kita tidak peka, lupa,  dan terlalu cuek untuk menyadari bahwa bagi remaja, urusan akademik bisa kalah dibandingkan urusan pacaran. Terbayang dong bagaimana galau-nya dia? Bisa saja dia menangis setiap hari karena memikirkan nilai di sekolah plus omelan dari guru dan orangtua yang membuatnya kesal karena terlalu menuntut, masih ditambah dengan urusan hati yang masih kosong melompong bahkan sampai ke gang-gang terkecil. Urusan pendidikan bermasalah, urusan hati dan perasaan juga bermasalah.

Orang dewasa berusia 30 tahun, berada di usia produktif bekerja, tiba-tiba merasa bahwa "passion gue ga ada di sini, gue harus cari kerjaan lain yang sesuai dengan passion gue". Padahal, tuntutan hidup sedang di puncak tertinggi, biaya hidup semakin meningkat, ditambah dengan tuntutan pekerjaan yang stressful. Belum lagi, mencari pekerjaan tidak semudah membalikkan telapak tangan, sehingga mencari pekerjaan baru belum tentu akan langsung didapat. Ada lagi tuntutan dari orangtua supaya menikah. Menjalani hidup yang sudah berat pun dirasa semakin berat, membuat stress hingga nyaris depresi, dan berujung dengan performa kerja yang kacau balau.

Ada banyak sekali contoh masalah di kehidupan sehari-hari yang sangat berpotensi untuk mempengaruhi kondisi mental.

Kecenderungan lainnya, kita menganggap bahwa "curhat" mengenai masalah sehari-hari dan juga masaah berat, hingga "meminta bantuan" itu dianggap sepele, padahal sebenarnya sangat penting. Ditambah lagi, "curhat kepada yang ahli" diangggap aib, padahal tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan mudah. Ada kalanya kita membutuhkan ahli supaya kita mendapatkan bantuan dan masalahdapat segera diatasi, terutama masalah-masalah yang membutuhkan terapi dan semacamnya. Stigma yang dikhawatirkan dapat muncul dan akhirnya melekat kuat menjadi masalah yang ditakuti, hingga akhirnya melupakan bahwa seharusnya kita menyadari bahwa kesehatan mental itu maha penting.

Sebegitu pentingnya, bahkan UU Kesehatan Jiwa sangat dinanti-nanti kemunculannya. Pada tahun 1962 sempat ada di Indonesia, tetapi kemudian tidak berlaku lagi. RUU Kesehatan Jiwa masih berbentuk draft yang tak juga kunjung selesai dibahas oleh Komisi IX DPR RI.

Jadi, masih mau menganggap kesehatan mental itu "tidak penting"? Be happy!


Selamat Hari Kesehatan Mental Sedunia 2013!

Reduce the stigma and do not ever forget that we all have our struggles of life. Do not be afraid, it is  OK to ask for help.


Have a blessed day!






#PsyTalk merupakan pembahasan, terkait apa saja yang  pernah saya bahas di dalam grup whatsapp KBI, baik yang terkait dengan rubrik mingguan bertema Psikologi yang saya moderasi setiap Jumat malam maupun di luar pembahasan itu. Bukan tidak mungkin, terkait juga dengan pembahasan di grup lainnya atau bahkan di pembahasan personal saya dengan beberapa teman di luar grup manapun. Pembahasan yang bersifat online maupun offline.