#ContactForm1 { display: none ! important; }

Friday 18 October 2013

[EXPERIENCES] Book Review - Room by Emma Donoghue

Cover
Judul: Room
Pengarang: Emma Donoghue
Jenis: Novel, Fiksi
ISBN: 978-0-316-18387-1
Penerbit: Bay Back Books / Little, Brown, and Company New York
Tahun Terbit: 2010
Jumlah Halaman: 361++
Harga: USD 7.99

PENGHARGAAN

  1. Hughes & Hughes Irish Novel of the Year
  2. The Rogers Writer's Trust Fiction Prize (for Best Canadian Novel)
  3. The Commonwealth Prize (Canada & Caribbean Region)
  4. The Canadian Booksellers' Association Libris Award (Fiction Book and Author of the Year)
  5. The Forest of Reading Evergreen Award
  6. The W. H. Smith Paperback of the Year Award
  7. The University o Canberra Book of the Year
  8. Finalist of Man Booker Prize
  9. Finalist of The Orange Prize
  10. The Kerry Group Irish Fiction Award
  11. Finalist of International Author of the Year (Galaxy National Book Award)
  12. Finalist of The Governor General's Award
  13. Finalist of Trillium English Book Award
  14. Alex Award and The Indie Choice Award for Adult Fiction of The American Library Association
  15. So on


Cerita dimulai dari kisah tentang Jack yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-5. Selama ini, Jack hanya mengetahui bahwa dunianya hanya ada di sebuah ruangan. Jack dan Ma (Ibunya) menyebut ruangan itu sebagai "Room". Dunia Jack yang ia ketahui memang hanya Room, Ma, dan TV. Bagi Jack, tiga dunianya itu membuatnya mampu melupakan seberapa horror hidup dia yang sebenarnya. Jack sangat mencintai Ma. Jack dan Ma sering bermain bersama. Ma juga sering membacakan Jack beragam cerita. Jack dan Ma pun saling bercerita, meski dengan segala keterbatan yang mereka miliki di dalam Room.

Emma membuat kisah Room mengalir melalui penuturan Jack, dengan menggunakan bahasa sehari-hari khas anak usia 5 tahun. Emma menggambarkan setiap kisah dengan cukup detail dan meski diambil dari sudut pandang anak usia 5 tahun, bahasa yang dituturkan tidak terkesan kekanakan. Contohnya:

Today I'm five. I was four last night going to sleep in Wardrobe, but then I wake up in Bed in the dark I'm changed to five, abracadabra. Before that I was three, then two, then zero. "Was I minus numbers?"

Saat membaca di bagian awal, dengan pembuka kalimat seperti di atas, saya tidak menyangka bahwa Emma menyimpan twist yang sangat menarik di dalam kisah Jack dan Ma. Unpredictable. Inspirasi cerita sangat sederhana, mengangkat tema tentang hubungan antara Ibu dan Anak, Ma dan Jack. Tetapi, di balik kesederhaan tersebut, Emma menuturkan sebuah kisah yang sebenarnya kelam. Tidak disangka bahwa kehidupan Jack dan Ma di dalam Room terjadi karena Jack dan Ma sengaja dikunci selama bertahun-tahun di sana oleh seseorang yang Jack sebut sebagai Old Nick, yang jahat. Tidak disangka pula bahwa Ma menyimpan masa lalu sebagai korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh Old Nick.

Room sendiri merupakan sebuah metafor dari gejala Claustrophobia, sebuah gejala fobia yang ditandai dengan rasa takut berada di dalam ruangan kecil atau sempit. Tetapi, Jack dan Ma melewati fase ini dengan selalu saling menemani dan memberikan banyak perhatian. Ma juga sering memberikan kasih sayang dan membuatkan cerita lucu untuk Jack. Penggambaran kisah Ma dan Jack adalah simbol dari kekuatan hubungan antara Ma dan Jack sebagai Ibu dan anak.

Sumber: New York Times

Mungkin saya subjektif dalam memberikan penilaian tentang Room. Isu yang diangkat merupakan isu-isu yang sangat saya perhatikan; hubungan antara orangtua (terutama Ibu) dan anak, kekerasan (termasuk kekerasan seksual), serta kecemasan (mencakup juga fobia). Emma menggambarkan tema cerita yang menarik serta sensitif. 

Saya tidak merasakan ada kelemahan di dalam kisah Room dan Emma Donoghue juga merupakan salah satu penulis yang saya senangi karya-karyanya. 

Room merupakan a must read book yang pasti saya rekomendasikan kepada siapapun, terutama yang concern dengan tema dan isu yang diangkat. Kisah Room bukan sekedar menceritakan tentang korban yang kemudian menjadi survivor. Bagi yang menyukai storytelling dan ingin menjadi seorang storyteller, buku ini layak menjadi panduan karena Room merupakan kisah fiksi yang memiliki kekuatan cerita dan kekuatan bertutur. Bagi yang mendalami isu tentang hubungan orangtua-anak dan ingin mengetahui tentang how motherhood should be, serta ingin mempelajari tentang cinta tulus orangtua ke anak dan juga sebaliknya, maka Room sangat layak untuk dibaca.

Seorang teman pernah berkata kepada saya, "Cinta dan kasih seorang Ibu kepada anaknya bersifat otomatis, tidak ada yang istimewa. Jadi, jika dibilang bahwa cinta Ibu ke anak bersifat tidak bersyarat, itu karena memang cinta dan kasih seorang Ibu secara naluriah sudah terbentuk tanpa harus belajar khusus. Ini berbeda dengan cinta dan kasih seorang anak kepada Ibunya. Jika ada seorang anak yang mencintai Ibunya tanpa syarat, itu luar biasa" . Bagi yang membaca komentar ini mungkin akan merasa bahwa teman saya terkesan tidak menghargai peran Ibu, tapi justru di balik pernyataan tersebut tersimpan makna yang mendalam. Jika saya coba kaitkan dengan kisah Jack dan Ma, maka cinta Ma kepada Jack adalah naluriah. Naluri Ma untuk melindungi, menjaga, mencinta, dan mengasihi Jack sebagai bentuk pertanggungjawaban Ma kepada Jack - pertanggungjawaban seorang Ibu kepada anaknya, yang dimulai sejak Ibu mengandung anaknya. Tetapi bagaimana dengan cinta Jack kepada Ma? Di sinilah menariknya penuturan Emma dalam memberikan gambaran bagaimana Jack mencintai Ma di dalam kisah Room.

Mungkin ada yang merasa keberatan untuk membaca Room dengan alasan bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Tetapi, jangan takut. Meskipun berbahasa Inggris, bahasa yang digunakan benar-benar bahasa sederhana sehari-hari. Bayangkan saja kita sedang mendengarkan anak usia 5 tahun bercerita tentang pengalamannya.

Overal 5/5 stars.


Have a blessed day!