#ContactForm1 { display: none ! important; }

Sunday 28 March 2010

[EXPERIENCES] Project #4

Project ini masih terkait sama minat saya terhadap issue terkait anak dan remaja. Kali ini mengangkat tema tentang child abuse, terutama mengenai child sexual abuse. Lebih spesifik lagi, tema sentral yang akan saya coba bahas adalah mengenai boy prostritution.

Awal saya bisa terlibat dan akhirnya membuat proposal supaya terpilih untuk mengikuti workshop dan pelatihan yaa karena diajak salah satu kenalan (kayanya saya bisa mengikuti sebuah project sebagian besar karena diajak instead of atas inisiatif sendiri, haha). Kenalan saya ini bekerja di salah satu LSM internasional dan tiba-tiba memberikan saya ide untuk coba mengirim CV dan proposal penelitian. Ya sudah, saya coba lah untuk ikut-ikutan bikin CV dan proposal ala kadarnya karena waktunya mepet pet pet.

Ide awalnya karena waktu itu issue tentang boy prostritution belum pernah saya sentuh mendalam, saya lebih banyak berinteraksi dan memiliki lebih banyak informasi terkait girl prostritution. Bermodal nekat, saya kirim CV dan proposal ala kadarnya tadi. Nothing to lose. Terpilih syukur alhamdulillah, ga terpilih yaa wajar aja wong proposal kacrut begitu. Haha.

Tak disangka tiada diduga, ternyata saya terpilih untuk ikut workshop dan pelatihannya. Hurraay!!

Workshop dan pelatihannya diadakan selama 2 minggu di salah satu daerah di Indonesia *hallah, haha. Tapi yang membuat saya super excited adalah tentang pengajar-pembicara-narasumber yang akan memberikan materi. Saya berkesempatan untuk dilatih dan diberikan materi langsung dari para peneliti dan dosen yang berasal dari Belanda. Wong ndeso bin norak kaya saya yaa senang dong kalau bisa dilatih oleh mereka *big grin. Apalagi saya memang mupeng berat untuk bisa sekolah di Belanda. Haha.

Sumpah! Ga nolak kalau dikasih kesempatan untuk icip-icip sekolah di Universiteit van Amsterdam *kabulkan Ya Allah. Aamiin!.

Di workshop dan pelatihan tersebut, kami para peserta diberikan bekal-bekal seputar DOs and DONTs dalam melakukan penelitian, terutama terkait penelian ethnography. Background saya Psikologi, sementara sebagian besar peserta dan peneliti memiliki background Antropologi. Mejret! Saya rada cenut-cenut karena ada beberapa hal yang saya ga sepaham. Tapi, saya bertekad untuk pantang mabok sebelum final. Haha.

Menjelang hari terakhir, saat para peserta diminta untuk presentasi mengenai proposal penelitian yang paling final, saya malah jadi dilema. Antara meneruskan konsep awal proposal saya mengenai boy prostritution atau dengan tema baru mengenai anak-anak pemulung di Bantar Gebang. Pertimbangan utamanya, kalau saya terpilih untuk menjalankan penelitian, berarti saya harus live in di lokasi penelitian. Dua-duanya tema yang menarik. Tapi saya pun memilih jalur pertama. Tetap dengan tema pertama yang saya ajukan.

Ujung-ujungnya, taraaa! Proposal yang saya ajukan ditolak. Saya tidak termasuk ke dalam barisan orang-orang yang diberikan modal untuk penelitan. Salah satu pertimbangan dari Opa professor sama Om Dosen (dua dosen dari Belanda yang merupakan peneliti utama dan narasumber utama di pelatihan ini) yaa karena penelitiannya terlalu riskan untuk saya lakukan.

Gapapa, gapapa walo rada nyesek. Tapi ilmunya tetep ngelotok di otak saya sampai hari ini. Pengalamannya juga unforgetable.


Note:
Saya ga akan memasukkan contoh proposal penelitian yang saya ajukan yaa. Soalnya, hihi, yaa gitu deh *mulai ga jelas


Cupsmuach! *ketjup Mba Jipy dari Plan International Indonesia yang meminta saya untuk ikut pelatihan ini*
Have a blessed day!